Selasa, 25 September 2007
Format Rapot
Nama : Ratih Nur Baiti
Nomor Induk : 06071026
Nama Sekolah : SMA AL-MAITAZAM
No Mata Pelajaran Standar Ketuntasan Belajar Minimal Nilai Hasil Belajar
Pengetahuan dan Pemahaman Konsep Praktik Sikap
Angka Angka Huruf Angka Huruf Predikat
1 Pendidikan Agama 66 65 - B
2 Pend. Kewarganegaraan 65 70 - B
3 Bahasa Indonesia 64 68 65 B
4 Bahasa Inggris 60 66 68 B
5 Matematika 60 60 - -
6 fisika 65 - 70 B
7 biologi 63 - 80 B
8 kimia 62 66 - B
9 sejarah 62 67 - B
10 geografi 62 66 65 B
11 ekonomi 65 65 68 B
12 sosiologi 65 78 69 B
13 Seni budaya 60 67 60 B
14 Pendidikan jasmani,olah raga dan kesehatan 60
15 Teknologi informasi dan komunikasi 70
16 Keterampilan dan bahasa asing
**) B. Arab 60
B. Muatan LOkal
A. FiQih 70
B. speking 80
C. Pengembangan diri
Aqidah akhlak 90
Jumlah
17 ……………………***)
*) Untuk masing-masing nilai pengetahuan dan pemahaman konsep danpraktik.
**) Di isi sesuai dengan jenis keterampilan atau bahasa asing yang di pilih siswa.
***) Di isi mata pelajaran lain yang dilaksanakan di sekolah (bisa lebih dari satu).
Ketidakhadiran
no Alasan ketidakhadiran lama
1 sakit -
2 izin -
3 Tanpa keterangan 8
Orang tua wali/wali mengetahui:
Wali kelas
……………. ……………….
PERILAKU…………………………………………………………………………….......................………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..……………………………………………………………………………………………….…………………………………………………………………………………………………
KEGIATAN BELAJAR PEMBIASAAN…………………………………………………………………………….......................………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..……………………………………………………………………………………………….…………………………………………………………………………………………………
Orang tua wali/wali mengetahui:
Wali kelas
……………. ……………….
Senin, 24 September 2007
Minggu, 16 September 2007
apa yang dunia ide cari!!!!!

Saya sering sekali menyaksikan orang-orang yang idealis hidupnya habis untuk menyalahkan kenyataan, kenyataan yang seringkali menghampiri hidup, seringkali terjadi di luar rencana dan dugaan, jauh sekali dari nilai-nilai idealitas yang mereka impikan.
Siapa mereka???……anehnya mereka adalah praktisi pendidikan, orang-orang yang hidupnya di dedikasikan penuh di dunia akademik, untuk mendidik generasi bangsa. Benarkah?????/bahwa pendidikan formal hanya mengajari ide-ide yang seringkali mereka ucapkan tanpa tahu apa yang mereka omongkan. Ide-ide yang menjajah hidup kita dan terbiasa menyalahkan kenyataan yang terjadi. Dan mereka menyusun berbagai teori untuk semakin mengukuhkan bahwa kenyataan benar-benar salah.
‘BAHWA HIDUP INI BUKAN IMPIAN BELAKA, DAN JUGA BUKAN KHAYALAN YANG SEKEJAP SEMUANYA DAPAT TERWUJUD SESUAI DENGAN KEINGINAN, BAHWA HIDUP ADALAH KENYATAAN ITU SENDIRI”
iya!!!!!hari ini sebelum saya mempresentasikan makalah saya, sayapun harus sibuk mengumpulkan ide-ide terbaik, seperti harapan dosen dan sahabat2 yang akan mengomentari, mempertanyakan, mengkritik,,,,,,,,,,,dan sayapun harus seperti?????
Saya capek, saya lelah, jenuh sekali dengan segudang teori yang semakin membuat pencarian hidup semakin kehilangan muaranya. Berhadapan dengan mereka tiada hari tanpa menyalahkan.
Memang lebih baik saya diam???????/
Anehnya apakah mereka benar-benar tahu, solusi yang terbaik setelah mereka menyalahkan???menyalahkan DIKNAS, menyalahkan DEPAG yang terkenal dengan sarangnya koruptor, yang membuat pendidikan Islam (madrasah) terhambat perkembangannya?????
Tatkala saya terdaftar jadi mahasiswa dengan segala peraturan dan masalah birokrasi yang ribet. Iya!!!!saya juga harus ikut mereka.
Tatkala saya tidak mengiyakan, hasilnya segudang prestasi akademik tidak lagi bersanding dengan diri saya. Dan diam bagi saya adalah penghianatan bagi mereka..
Iya!!!!
Cara pandang saya telah bergeser
Nth kemana??/kearah tidak menentu. Kuliah malas, tidak ada jawaban pasti
Setiap hari diskusi
Membicarakan kehidupan kesana-kemari
Setiap hari ceramah…
Mencari siapa lagi yang harus di salahkan???/
Saya capek?????——____
Pikiran saya jenuh, mandeg
Seakan-akan berbagai teori yang dijejalkan oleh para dosen, seolah berontak dan mempertanggungjawabkan, mana kenyatannya????
Saya sudah capek hidup di dunia ide, mimpi, serta harapan palsu.
Saya lelah______tak tahu arah
Saya ingin hidup yang lebih nyata, karena hidup adalah rangkaian kenyataan yang perlu disikapi dan kita bertindak.
Iya!!!!!
“MESKI PADA HAKEKATNYA JALAN KEHIDUPAN BERAWAL DARI MIMPI , SERTA IDE TAPI HENDAKNYA TETAP BERMURAH HATILAH TERHADAP KENYATAAN”
saya tidak menganggap bahwa dunia ide itu tidak penting, tapi bagaimana kita mendekatkan teori tersebut dengan kenyataan, tidak memaksa kenyataan harus seperti yang diimpikan,,,,,,,,,,,,,,,,,,karena sampai kapanpun rasa syukur itu takkan pernah terucap jika kita tidak menerima kenyataan sebagai anugerah_Nya
_______tulisan ini, saya tulis pada waktu saya semester enam. Nth kenapa kalimat demi kalimat keluar apa adanya. Sebagai komunitas akademik kenapa saya berontak dengan dunia saya. Apakah benar seperti yang katakan ibu saya, bahwa saya telah menemukan dunia lain yang sejujurnya itu dunia saya sesungguhnya???????
“iya!!!!tanpa saya ingkari kenyataannya, saya jauh lebih nikmat merasakan kehidupan nyata dan masyarakat sesungguhnya…….
Saya merasakan nikmatnya nonton televisi bareng keluarga setelah kian lama saya tidak mengerti dunia keterikatan emosional itu; saya menikmati indahnya berbaur dengan keluarga besar saya. Ini adalah sebagai akibat dari seringnya saya menikmati liburan semester di rumah, di sana saya terdidik di kehidupan yang sangat nyata_____
KompLek Dosen UIN, Mei’07
Makna persahabatan!!!
Di semester VII nie, hubungan saya dengan sahabat2 fakultas Syari’ah dan Hukum tidak seakrab dulu, khususnya sahabat2 di Politik Islam (Atul, Santi, Qo2m) dan sahabat2 Peradilan Agama (Fatima, Asri, Avina). banyak alasan diantaranya karena sebagian mereka dah pada di sibukkan dengan tugas akhir yaitu Atul, Qo2m, Santi. tapi yang menjadi alasan utama dan paling utama dari semuanya, semua itu karena Faidah yang membuat saya berat hati dan punya segan untuk mengahargai perasaan dan pendapat dia. karena Fay juga sahabat2 saya segan maen. “katanya sicH githu”.
Dulu sebelum saya sekamar dengan dia, saya bebas dengan segala sikap saya. karena dulu sekamar berdua, saya Reguler dan teman saya NR so jarang bareng. Tapi saat ini bukan waktu yang tepat lagi untuk urusan kayak gituan.
iya!!!sahabat2 Syaria’ah selalu bilang sama saya, bahwa saya sangat berubah, mulai dari sikap saya dan cara bertutur. Untuk acara kumpul bareng sampai daeng bareng di kotsan mewahnya Fatima, saya selalu menjawab “kalian sendiri juga tahu, bagaimana saya harus menghargai perasaan shohibati saya, saya gak mungkin meninggalkan dia sendirian di kamar, apalagi anak kamar saya yang dua adalah anak sunda so sering pulang”. spontan Fatima menjawab ‘iya Qom, tenang aja, setidaknya kalau Rien sakit kita tidak perlu khawatir lagi”.
Dulu hampir setiap hari saya selalu menyempatkan mampir ke kotsan mereka, bahkan untuk ukuran seminggupun saya gak nampak di depan mereka dengan berbagai berita terkini tentang kampus, mereka dah pada kangen dengan cerita-cerita seru saya. Kalau saya jarang maen ke kotsan mbak Fatim, baru nyampai pintu saja dia langsung menyambut.. “wooow kemana saja Rien gak pernah muncul, kayak orang ilang saja, saya kangen nich cerita2 dari kamu.”
Di banding mereka, di bidang akademik saya tidak sesukses dan sehebat mereka. Qo2m, Fatim, Faidah adalah calon2 The Best Student di kelasnya. dengan IP yang selalu berada di atas 3,7. waahhhhh. tapi saya tidak minder, dan sedikitpun tidak merasa lebih rendah dari mereka, bukannya saya sombong. jujur!!!!karena dalam dunia kampus, bagi saya mahasiswa berhak menentukan sikap untuk melakukan sesuatu yang menurutnya bermanfaat tentunya sesuai dengan Visi hidup masing-masing dari kita. Inti dari semua itu bahwa manusia dalam keserbabedaan dalam mencoreti tiap detik dari kehidupannya, tentunya hasilnya berbeda dan punya manfaat berbeda. memang harus beda, karena beda itu indah dan saling melengkapi.
Orang bisa sukses di dunia akademik yang rata2 mereka tekun belajar dan selalu berhadapan dengan kegiatan yang namanya “membaca or ya belajar”, belum tentu sukses di dunia persahabatan, dan dunia lainnya. Karena kesibukannya dengan kegiatan tersebut membawa dampak di sisi kehidupan yaitu egoisme tinggi. “ya intinya manusia tidak bisa sukses di semua bidang, harus ada satu prioritas hidup yang menjadi ciri khas.” Kalau sudah begitu, dan kita tahu bahwa masing-masing dari kita mempunyai potensi masing-masing, masih pantaskah kita menganggap diri ini tiada arti dan selalu berhayal menjadi orang lain yang belum tentu baik untuk karakter kita? kenapa kita tidak memulai untuk menghargai dan mensyukuri diri kita sebab keserbabedaan tersebut?? dan menghargai kelebihan mereka sebagai kelemahan pribadi dan juga sebaliknya kelebihan pribadi adalah kelemahan bagi mereka.
______–DARI mana lagi kalau bukan dari persahabatan, keterikatan emosional, saling mengasihi, belajar menghargai, ruangan jiwa ini terpenuhi???———
